Kanker Payudara (Caring by Sharing, Kompas.com)

Sumber foto: Kompas.com
Sumber foto: Kompas.com

“Sehat itu mahal!” Yah, sehat memang mahal, terlebih bagi para pengidap penyakit kanker payudara. Kanker payudara merupakan penyakit mematikan nomor dua bagi wanita setelah kanker mulut rahim. Bukan hanya wanita saja yang dapat terserang penyakit ini, laki-laki pun juga dapat mengidap penyakit tersebut, hanya saja peluangnya tak sebesar wanita.

Bulan oktober ini adalah bulan di mana kepedulian terhadap kanker payudara terus mengalir. Kampanye terkait deteksi dini serta pencegahan kanker payudara terus digalakkan. Hal tersebut juga dilakukan oleh Kompas.com dengan agendanya yang bertajuk Caring by Sharing. Dalam rangka International Day Breast of Cancer, Kompas.com mengajak kita semua untuk peduli atau berdonasi dengan cara membuat karya tulis dengan tema “Pentingnya Pencegahan dan Deteksi Kesehatan Sejak Dini” dalam wadah Blog For a Cause (Rujukan: http://caringbysharing.kompas.com/blog). Dengan membuat karya tulis, kita telah mendonasikan Rp. 5000,- yang akan disumbangkan kepada Yayasan Daya Dara Indonesia (Lovepink Indonesia). Dalam agenda tersebut, saya pun turut berpartisipasi dengan mengirimkan sebuah karya tulis bertajuk “Mencegah Lebih Baik Daripada Mengobati”

Berikut ini tulisan saya yang saya posting di http://caringbysharing.kompas.com:

“Sehat itu mahal!” Kalimat tersebut merupakan kalimat yang sering didengar di telinga kita dan sering pula kita abaikan, namun ketika kita telah jatuh sakit, maka kita baru benar-benar sadar bahwa sehat itu memang mahal. Salah satu yang memahami benar makna sehat itu mahal adalah para pengidap kanker payudara. Kanker payudara merupakan penyakit penyebab kematian nomor dua bagi wanita setelah penyakit kanker leher rahim. Meskipun penyakit ini sering diidap oleh para wanita, namun penyakit ini juga dapat diderita oleh para pria, hanya saja kemungkinan yang terjadi tidak terlalu besar (perbandingan antara pria dan wanita sekitar 1:100).

Pada bulan Oktober diperingati sebagai bulan peduli kanker payudara sedunia. Selain terus mendukung pengidap kanker payudara untuk tetap melawan penyakitnya, pengkampanyean sadar kanker payudara untuk mendeteksi dan mencegah penyakit kanker payudara sejak dini juga digalakkan. Rata-rata kanker payudara banyak diidap oleh para wanita berusia 45 tahun ke atas, namun tidak menutup kemungkinan bahwa kanker payudara diderita oleh wanita berusia muda. Kemunculan kanker payudara ditandai dengan timbulnya benjolan yang terasa keras dan tidak terasa sakit pada jaringan payudara, kulit sekitar payudara mulai bersisik atau berkerut, serta payudara mengeluarkan cairan berupa darah. Namun alangkah baiknya ketika timbul benjolan pada jaringan payudara, segera periksa ke dokter untuk memastikan apakah hal tersebut merupakan penyakit kanker payudara atau bukan.

Kanker payudara memang salah satu penyakit mematikan, sehingga kepedulian terhadap penyakit ini banyak dilakukan, yaitu berupa kampanye pencegahan penyakit kanker payudara di seluruh dunia. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah kanker payudara yaitu dengan rajin berolahraga setidaknya empat jam dalam seminggu untuk mengurangi resiko penyakit kanker; perbanyak makan sayur dan buah; makan makanan yang berbahan dasar kedelei seperti tempe agar baik untuk probiotik; perhatikan berat badan serta usahakan makan makanan yang berbahan dasar organik; serta sebaiknya menghindari untuk mengonsumsi makanan berlemak.

Kanker payudara merupakan penyakit yang sangat ditakuti dan beresiko kematian. Namun apabila penyakit ini terdeteksi sejak dini, harapan untuk sembuh sangat tinggi. Dan, ketika kanker payudara tak terdeteksi, sebaiknya tetap melakukan pencegahan-pencegahan, karena memang mencegah lebih baik daripada mengobati.

***

Di bulan Oktober ini, memang banyak yang melakukan aksi kepedulian terhadap kanker payudara, tidak terkecuali hari tanpa bra. Banyak yang mengatakan bahwa menggunakan bra bagi wanita dapat menjadi penyebab lahirnya kanker payudara. Pada kenyataannya, hal tersebut hanyalah mitos, karena penggunaan bra pada wanita bukanlah penyebab munculnya kanker payudara. Hal ini diperkuat oleh pendapat sekjen Perhimpunan Bedah Onkologi Indonesia, Walta Gautama, dalam acara Hari Kanker Sedunia, Minggu (9/2/2014) di Jakarta, yang mengatakan bahwa:

“Mitos ini timbul karena bra yang mengikat erat lingkar dada dianggap menghambat aliran darah. Darah tersebut lantas bergumpal dan menyebabkan kanker. Hal ini sama sekali tidak benar, penggunaan bra tidak berhubungan dengan kanker payudara.” (Rujukan: http://health.kompas.com/read/2014/02/10/0920583/Mitos.Kanker.terkait.Bentuk.Payudara.dan.Bra.)

Selain itu, ada juga yang beranggapan bahwa resiko meningkatnya kanker payudara dipengaruhi oleh payudara besar, padahal ukuran payudara besar ataupun kecil tetap mempunyai resiko yang sama. Hal tersebut juga tidaklah benar, Ibu Walta juga mengatakan:

“Mitos ini timbul karena pada payudara besar sel kanker lebih sulit dideteksi karena tumpukan lemak yang tebal. Yang patut diwaspadai adalah pada wanita yang kurus atau langsing tapi payudaranya besar.”

Apakah Anda tidak menggunakan bra hari ini? Apakah ukuran payudara Anda besar? Ulala, Do you read it? Penyakit kanker payudara memang merupakan penyakit mengerikan bagi para wanita, namun deteksi dini dapat memberikan harapan besar untuk pengidap penyakit ini dapat sembuh. Selain itu, pencegahan penyakit ini memanglah hal yang sangat penting. Tulisan ini mungkin hanya sebagian kecil terhadap mitos-mitos terkait kanker payudara, namun sejatinya ada hal nyata untuk peduli terhadap kanker payudara, salah satunya turut berdonasi. Selamat berdonasi. 🙂

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.